Kelabu di Balik Senja
Kamu
Adalah hentakan duka berbalut kecewa
Menghantarkan rintihan air mata menuju sang kecewa
Mengoreskan belati di serpihan raga
Andai
Sebuah kata penghantar pilu tidak pernah datang
Sehingga tak perluku bersujud dikaki sang waktu
Beribu pujangga telah aku baca untuk melepas semua bayangan itu
Bayangan yang hampir tiba, lalu dihempaskan oleh semua kata
Bayangan yang aku tunggu kini berubah
Ya, berubah menjadi kelam layaknya senja yang kian beralih menjadi malam
Kecewa,
Mungkin hanya kata yang terdapat dalam ensiklopedia
Namun bagiku,
Ia adalah kata pembawa derita
Aku terdiam
Sang waktu menghantarkanku pada sebuah ruang tak bertuan
Mentari bahkan tak tampak di ufuk yang aku tunggu
Bintang bahkan tak lagi bercanda gurau kepadaku
Mereka semua seakan lenyap sering dengan lenyapnya harapanku
Ku menutup mata
Mungkin jika, kecewa akan tergelincir di dongengku ini
Hingga dia akan lari dengan lukanya, pergi ke dongeng manusia lain
Kecewa mulai mentertawakan aku
Dan aku, mulai terpuruk tanpa ada naungan yang berarti
Sekejap
Seberkas cahaya telah sirna, menghantarkanku pada kelabu didalam senja
Senja akan segera berakhir, berganti dengan kejamnya malam gelap
Tak ada lagi lentera yang hadir untuk menyinari raga yang lumpuh ini
Hanya ada jeritan pilu dimata yang mulai mengembang
Air mata terus berderai tiada henti
Membanjiri sebuah sudut ruang tak bertuan yang aku hinggapi
Diantara rintihan air mata
Ku bertanya pada sang gelap, mengapa mengirim kecewa datang di dongeng yang aku bangun
Ia membisu
Bergemuruhlah didalam hati ini
Dongeng yang aku ciptakan telah lenyap layaknya senja ini
Aku tenggelam di air mataku sendiri
Ku tak mampu bangkit dan mati
Mati layaknya dongeng ini
Dan lenyap layaknya senja
Sunngguh senja yang tak bertuan
BalasHapus