Hamparan Gurun

“Ada tawa yang menutupi sebuah luka”

 Luka-luka itu
Kian menggerogoti separuh jiwaku
Aku terkubur setengah jiwa dihamparan rasa-rasa sakit
Gejolak yang kian tak terkira
Hingga sedikit lagi menenggelamkan aku di hamparan gurun yang tandus

Aku selalu berlagak baik-baik saja
Yang nyatanya tak sebaik itu
Tawa-tawa yang aku ciptakan sendirian
Ia justru kian menghancurkan
Menghancurkan aku dari dalam
Hingga kosong tak berpenghuni
Layaknya hamparan gurun-gurun di Timur Tengah

Aku sendirian
Dengan rasa sakit yang bergejolak
Yang tak kumengerti rasa sakit apa itu
Yang pasti aku tak dapat menghirup oksigen dengan baik
Nafasku tersendat
Dan dadaku bergemuruh

Aku tak kuasa membuka topeng bahagia itu
Karena aku tak ingin mereka mengasihani aku
Dengan berbagai pandangan tak mengenakan
Meski nyatanya itu terlalu terdramatisir
Tapi aku takut

Luka luka itu
Yang kupun tak mengerti bagaimana ia tumbuh
Aku kehilangan jiwaku
Baru separuh
Tapi kini aku meyakini
Aku akan tenggelam
Jika terus bermain peran dalam tawa

Tawa mungkin mampu menutupi sebuah luka
Tapi luka-lukaku terlalu menumpuk
Hingga kuyakini
Tawa bahkan tak mampu menutupinya
Hingga aku tenggelam dan lenyap
Jiwaku yang lenyap



18 Februari 2020
19.46

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memperbaiki Nilai E Saat Kuliah Di Universitas Terbuka

Nagasaki

Fly Me To The Moon...